JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara tegas mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk menyerap konsentrat tembaga yang diproduksi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Seruan ini dilayangkan untuk menciptakan sinergi antar perusahaan pertambangan nasional.
“Saya kemarin minta Pak Tony (Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas), Pak Tony kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B (antarbisnis) agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian, ” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (14/11/2025).
Namun, Bahlil menekankan bahwa peran pemerintah dalam hal ini sebatas regulator. Ia menegaskan bahwa persoalan jual-beli konsentrat tembaga merupakan ranah bisnis murni yang seharusnya diselesaikan oleh kedua perusahaan secara langsung. “Pemerintah itu hanya regulator, urusan antarbisnisnya jangan (ikut campur), ” tegasnya.
Pernyataan ini muncul menyusul pemberian relaksasi ekspor konsentrat tembaga bagi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) selama enam bulan. Kebijakan ini diambil sembari menanti selesainya perbaikan smelter milik AMNT. Bahlil menjelaskan bahwa kondisi kahar yang terjadi di smelter AMNT ternyata muncul sebelum insiden longsor di situs tambang Grasberg Block Cave (GBC) yang melibatkan Freeport. Operasional smelter AMNT memang terhenti sejak akhir Juli 2025 akibat keadaan kahar, sementara longsor lumpur bijih basah di GBC Freeport baru terjadi pada 8 September 2025.
“Amman itu mengajukan (relaksasi) sebelum terjadinya kecelakaan di Freeport, ” terang Bahlil, menegaskan kronologi kejadian.
Sebelumnya, Amman Mineral telah mengantongi surat rekomendasi ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian ESDM pada Sabtu (1/11). Izin tersebut berlaku hingga April 2026, dengan kuota ekspor mencapai 480 ribu metrik ton kering.
Di sisi lain, operasional smelter Freeport sendiri terhambat karena minimnya pasokan konsentrat. Situasi ini diperparah pasca insiden longsor lumpur bijih basah di area tambang bawah tanah kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada 8 September 2025, yang memaksa Freeport menghentikan sementara operasional tambangnya. (PERS)

Updates.