Updates.
POLITISI - Lahir di Kisaran, Asahan, Sumatera Utara pada 4 Agustus 1964, Mian memulai perjalanan hidupnya dalam keterbatasan ekonomi. Sebagai anak bungsu dari 12 bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga yang turut merasakan program transmigrasi kolonial Belanda. Masa kecilnya dihabiskan di kampung halaman, sebelum akhirnya merantau ke Medan untuk menempuh pendidikan menengah. Tekad kuat membawanya ke Bengkulu pada tahun 1985, melanjutkan studi di Universitas Bengkulu setelah berhasil lolos program Penelusuran Minat dan Kemampuan tanpa tes.
Perjalanan politik Mian berawal dari dukungan kuat masyarakat perkebunan, khususnya di Kecamatan Ketahun, Putri Hijau, dan Napal Putih. Dukungan ini mengantarkannya terpilih menjadi anggota DPRD Bengkulu Utara pada Pemilu 2004. Delapan tahun kemudian, di tahun 2010, ia memberanikan diri maju dalam pemilihan bupati, mendampingi Imron Rosyadi.
Titik balik karirnya terjadi ketika ia bersama pasangannya, Arie Septia Adinata, berhasil memenangkan kontestasi pemilihan bupati. Pasangan ini meraup 26.034 suara, atau 52, 33?ri total suara sah, mengungguli dua pasangan calon lainnya. Kemenangan ini membuka jalan baginya untuk memimpin Bengkulu Utara.
Pengalaman Mian tidak berhenti di situ. Ia kemudian menjabat sebagai Bupati Bengkulu Utara selama dua periode, dari 2016 hingga 2021, dan dilanjutkan pada periode 2021 hingga 2024. Sebelumnya, ia juga telah mengabdikan diri sebagai Wakil Bupati Bengkulu Utara pada periode 2011-2016. Kini, Mian siap mengemban amanah sebagai Wakil Gubernur Bengkulu untuk periode 2025-2030, di bawah kepemimpinan Gubernur terpilih Helmi Hasan.
Rekam jejak Mian menunjukkan konsistensi pengabdiannya di Bumi Rafflesia. Dari latar belakang yang sederhana, ia membangun karir politik yang gemilang, membuktikan bahwa kerja keras dan dukungan masyarakat dapat membawanya ke pucuk pimpinan daerah. (PERS)
