JAKARTA - Langkah besar menuju kemandirian industri otomotif Indonesia segera terwujud. PT Pindad (Persero) siap membangun pabrik megah untuk memproduksi mobil nasional di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini dirancang dengan kapasitas produksi yang mengagumkan, menargetkan 500 ribu unit mobil setiap tahunnya. Angka ini bukan sekadar target biasa, melainkan sebuah ambisi besar yang berpotensi menyaingi volume produksi pabrik otomotif terbesar asal Jepang di Tanah Air, Daihatsu, yang saat ini mampu memproduksi 530 ribu unit per tahun.
Direktur Utama Pindad, Sigit P. Santosa, memaparkan bahwa proyek monumental ini akan dimulai pada tahun 2028 dengan fase awal produksi sebanyak 100 ribu unit. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam mewujudkan mobil nasional.
"Pesan yang sama dari semua komisi kepada Pindad adalah jangan jadi euforia kalah. Pengembangan mobil nasional tidak bisa hanya sekadar program, kami harus melakukan piloting untuk inovasi teknologi dan membangun ekosistemnya, " kata Sigit dalam keterangan tertulis, Rabu (20/12/2025).
Sigit juga menegaskan bahwa proyek mobil nasional ini tidak boleh hanya berhenti pada sebuah slogan. Semangat inovasi dan eksekusi yang matang menjadi kunci utama keberhasilan.
Dalam menjalankan visi strategis ini, Pindad menggandeng Kementerian PPN/Bappenas serta Himpunan Kawasan Industri (HKI). Ketiga entitas ini telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang tidak hanya memperkuat sinergi, tetapi juga ditujukan untuk memperkuat perencanaan kawasan industri prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyoroti bahwa langkah ini menandai memasuki fase baru dalam perjuangan Indonesia mewujudkan kemandirian industri otomotif. Ia menekankan krusialnya kawasan industri, rantai pasok yang kuat, pengembangan teknologi yang terintegrasi, serta pembentukan industri nasional yang memiliki daya saing global.
"Ini adalah sejarah baru untuk melanjutkan milestone yang belum selesai. Membuat mobil bisa, membuat pabrik mobil bisa, tapi membuat industri mobil nasional belum tentu bisa. Tanpa ada kawasan, pembangunan industri mobil nasional yang baik harus juga membangun ekosistem rantai pasoknya, dan ini perlu ada di kawasan industri, " ujar Rachmat.
Rachmat menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah awal yang strategis untuk mengembangkan kawasan industri yang berwawasan lingkungan, memperkuat rantai pasok otomotif dalam negeri, serta mengadopsi teknologi manufaktur yang canggih.
"Kolaborasi ini diharapkan membuka peluang bagi Indonesia untuk mencapai kemandirian industri otomotif agar menjadi sebuah industri berkelas dunia, " ucap Rachmat. (PERS)

Updates.