Polri Kirim Bantuan Ke Daerah Terisolir di Sumatera

    Polri Kirim Bantuan Ke Daerah Terisolir di Sumatera

    Medan – Upaya penanganan bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Sumatera terus ditingkatkan, melibatkan personel kepolisian, baik dari mabes polri hingga Polda dan polsek.

    Bersamaan dengan penyaluran bantuan dan layanan medis darurat, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga menaikkan status penyelidikan kasus banjir bandang di Tapanuli Selatan terkait temuan pembukaan lahan secara masif.

    Personel Brimob Polda Sumatera Utara (Sumut) bersama relawan menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mendistribusikan bantuan logistik bagi korban bencana. 

    Di Sibolga, Tapanuli Tengah, tim harus menempuh perjalanan kaki selama enam jam melalui medan yang terjal dan licin karena akses jalan di kilometer 9, 5 terputus dan tertimbun longsor sepanjang kurang lebih 80 meter.

    Bantuan berupa bahan makanan dan pakaian layak pakai berhasil disalurkan kepada sekitar 200 Kepala Keluarga di Desa Simaninggir dan Desa Bonandolok. 

    Selain itu, pasca bencana, personel Brimob juga rutin mengantar para pelajar di Batangboru, Tapanuli Selatan, ke sekolah guna mendukung semangat belajar dan meringankan beban korban.

    Operasi ini menjadi krusial setelah Puskesmas dan rumah sakit di Tamiang lumpuh akibat banjir.

    Salah satu kasus prioritas adalah evakuasi seorang pasien penderita sakit jantung kronis yang kesulitan mendapatkan obat karena persediaan hanyut saat banjir melanda. 

    Sementara upaya kemanusiaan berlanjut, Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dit Tipidter) Bareskrim Polri menaikkan status kasus temuan kayu gelondongan yang terseret banjir bandang di Tapanuli Selatan (Tapsel) ke tingkat penyidikan.

    Setelah penelusuran selama empat hari, petugas menemukan 110 titik bukaan lahan di hulu sungai Aek Garoga.

    Pembukaan lahan yang masif ini diyakini menjadi faktor utama penyebab banjir bandang yang mengakibatkan tiga desa yakni Garoga, Hutagodang, dan Aek Ngado porak-poranda 

    Longsor akibat pembukaan lahan tersebut membawa material tanah dan gelondongan kayu ke aliran sungai.

    Dalam penyelidikan, polisi telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk tiga unit alat berat dan sampel gelondongan kayu. Proses penyidikan ini bertujuan untuk menemukan pelaku dan pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa pidana yang berujung pada bencana, yang tercatat telah menyebabkan 46 orang meninggal dunia dan 27 orang masih hilang di Tapsel. (*)

    medan
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Kapolda Metro Jaya Prihatin dan Doakan Korban...

    Artikel Berikutnya

    Korupsi Rp 3,9 triliun, Bankir China Bai...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pembinaan Spiritual: Rutan Balikpapan Rutin Laksanakan Shalat Jumat dan Jumat Berkah
    Pastikan Hak Narapidana : Rutan Kebumen Terima Kunjungan Hakim Wasmat Pengadilan Negeri Kebumen
    Kapolres Tasikmalaya Kota Pimpin Apel Kesiapsiagaan Antisipasi Hari ACAB Sedunia
    FajarPaper Tunjukkan Komitmen Sosial dengan Salurkan Unit Kursi Roda dan Mesin Pengolahan Sampah Organik
    Sarah Salma Tersangka Korupsi Retribusi Wisata, Status Kepegawaiannya Dipertanyakan

    Ikuti Kami