Cellica Nurrachadiana: Dari Dokter hingga Bupati Karawang

    Cellica Nurrachadiana: Dari Dokter hingga Bupati Karawang
    Cellica Nurrachadiana

    POLITISI - Perjalanan karier politik Cellica Nurrachadiana, seorang sosok yang tak asing di kancah pemerintahan Kabupaten Karawang, menyimpan kisah menarik sejak kelahirannya di Bandung, 18 Juli 1980. Ia bukan sekadar pejabat publik, melainkan seorang perempuan yang menorehkan jejak signifikan sebagai Bupati Karawang selama dua periode, 2016–2020 dan 2021–2023. Sebelumnya, kiprahnya dimulai sebagai Wakil Bupati Karawang periode 2010–2015, sebuah posisi yang membuatnya dinobatkan sebagai wakil bupati termuda se-Indonesia pada masanya. Pengalaman ini tentu membentuknya menjadi pemimpin yang tangguh dan visioner.

    Latar belakang pendidikannya pun tak kalah mengesankan. Setelah menamatkan pendidikan menengah atas di Bandung, Cellica melanjutkan studi ke jenjang S1 di Universitas Kristen Maranatha, sebelum akhirnya meraih gelar S2 di bidang hukum kesehatan dari Universitas Katolik Soegijapranata. Ia juga dikaruniai seorang putra, meskipun kini ia telah menjalani kehidupan sebagai seorang ibu tunggal.

    Menariknya, nama Cellica sendiri memiliki cerita unik. Ia mengungkapkan bahwa namanya terinspirasi dari mobil Toyota Celica yang dibeli orang tuanya tepat saat ia dilahirkan. Sebuah pemberian nama yang tak hanya personal, namun juga menyimpan kenangan indah dari keluarga.

    Sebelum terjun ke dunia politik yang penuh dinamika, Cellica telah mengukir pengalaman profesional sebagai direktur di beberapa perusahaan. Tak hanya itu, ia bahkan sempat mencicipi dunia seni peran dengan tampil dalam film 'Surat Kecil untuk Tuhan', memerankan seorang dokter yang memberikan perawatan kepada tokoh utama. Pengalaman multidimensional ini tentu memperkaya perspektifnya dalam memimpin.

    Titik awal karier politiknya dimulai ketika ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat pada pemilihan umum 2009. Pelantikan dirinya pada 31 Agustus 2009 menandai langkah awalnya dalam arena legislatif.

    Pada pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2010, Cellica memutuskan untuk maju sebagai wakil mendampingi Ade Swara. Duet mereka berhasil memenangkan kontestasi dengan meraih 38, 8% suara, mengungguli petahana Sonny Gersona. Kemenangan ini membawa mereka dilantik pada 27 Desember 2010. Kekosongan posisinya di DPRD kemudian diisi oleh penggantinya pada Juni 2011.

    Kehidupan politiknya kembali diuji ketika Bupati Ade Swara tersandung kasus korupsi dan pencucian uang. Dalam situasi tersebut, Cellica diangkat sebagai pelaksana tugas bupati pada 24 Desember 2014, mengemban amanah hingga akhir masa jabatannya di bulan Desember 2015. Pengalaman ini pasti mengajarkannya tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan.

    Pada Pemilihan Bupati Karawang 2015, Cellica kembali berpasangan dengan Ahmad Zamakhsyari. Pasangan ini berhasil meraih kemenangan tipis dengan perolehan suara 51, 06% atau 533.240 suara. Pelantikan mereka sebagai Bupati dan Wakil Bupati dilakukan oleh Gubernur Ahmad Heryawan pada 17 Februari 2016.

    Sebagai Bupati, Cellica menunjukkan perhatiannya terhadap isu perumahan dan tata ruang. Ia memperkenalkan program rumah susun di Karawang sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan akibat pesatnya ekspansi kawasan industri yang menggerus lahan pertanian. Kepedulian ini mencerminkan visinya untuk pembangunan yang berkelanjutan.

    Namun, perjalanan kepemimpinannya tidak selalu mulus. Pada tahun 2018, ia sempat berseteru dengan wakilnya terkait mutasi ratusan pejabat kabupaten. Dinamika politik ini bahkan berujung pada rencana wakilnya untuk maju bersaing melawan Cellica dalam pilkada 2021.

    Sebuah peristiwa tak terduga terjadi pada Maret 2016, saat peluncuran bukunya. Sebuah pidato yang disampaikannya berujung pada ancaman penculikan dari Front Pembela Islam. Isu ini kemudian diklarifikasi dan berhasil diselesaikan, dengan penyebabnya adalah kutipan yang tidak lengkap dari media setempat terhadap pernyataan Cellica.

    Memasuki Pemilu Bupati 2020, Cellica kembali berpasangan dengan Aep Syaepuloh. Menariknya, wakilnya dari periode sebelumnya, Ahmad Zamakhsyari, kini menjadi pesaingnya dalam perebutan kursi bupati, sementara seorang artis, Adly Fairuz, juga turut meramaikan bursa calon wakil bupati. Namun, pasangan Cellica-Aep berhasil memenangkan pilkada tersebut, melanjutkan kiprahnya di pemerintahan.

    Di tengah kesibukannya memimpin Karawang, Cellica Nurrachadiana harus menghadapi ujian kesehatan yang tak terduga. Pada tanggal 24 Maret 2020, ia dinyatakan positif menderita Covid-19. Beberapa hari sebelumnya, ia sempat merasakan sesak napas saat sedang berpidato, sebuah pengingat bahwa kesehatan adalah prioritas utama bagi siapa pun, termasuk para pemimpin publik. (PERS)

    biografi politik kepala daerah karawang sejarah politik profil tokoh karier politik
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Cindy Monica: Pengusaha Muda, Politisi NasDem,...

    Artikel Berikutnya

    Samuel Wattimena: Perancang Busana dan Politisi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polwan Polda Sumbar Pulihkan Trauma Anak-Anak Korban Banjir Lewat Kegiatan Ceria di Mushalla Nurul Jadid
    Polda Sumbar Terima Bantuan Mobil Pendingin dari Pemprov Sumbar untuk Percepatan Penanganan Korban Bencana
    Ditreskrimsus Polda Sumbar Distribusikan Bantuan Logistik untuk Anggota dan Warga Terdampak Banjir di Pauh
    Polda Sumbar Gencarkan Trauma Healing untuk Korban Banjir Padang, Fokus Pulihkan Kondisi Psikologis Warga
    Anggota DPRD Agam Apresiasi Kepolisian atas Respons Cepat Tangani Bencana di Salareh Aia

    Ikuti Kami