BANDUNG – Di tengah gemerlap dunia sains, nama Yafi Amri, mahasiswa Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB), bersinar terang, Jumat, 7 November 2025. Ia berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih penghargaan bergengsi dalam ajang International Astronomy and Astrophysics Competition (IAAC) 2025.
Sejak bangku sekolah menengah, Yafi telah menunjukkan ketertarikan mendalam pada dunia sains, khususnya astronomi. Pengalaman berharga mengikuti Olimpiade Astronomi saat SMA semakin membulatkan tekadnya untuk menaklukkan kompetisi IAAC 2025.
Perjalanan kompetisi yang dimulai sejak Juli 2025 ini tak lepas dari tantangan. Yafi harus melewati babak kualifikasi dengan lima soal, berlanjut ke babak pre-final di Agustus 2025 yang menguji pemahaman mendalam melalui enam soal kompleks, mulai dari dasar hingga riset. Puncaknya, pada September 2025, ia bertarung di babak final menghadapi 20 soal yang menuntut kecepatan berpikir, dengan alokasi waktu maksimal satu menit per soal.
Tantangan terbesar yang dihadapi Yafi adalah manajemen waktu yang ketat, terutama saat babak pre-final. Membaca dan memahami paper ilmiah dalam waktu singkat, berbarengan dengan kesibukan menyelesaikan tugas akhir dan persiapan sidang skripsi, menjadi ujian berat. Namun, ia tak gentar, menyisihkan waktu khusus untuk menaklukkan setiap soal.
Kerja keras Yafi membuahkan hasil manis. Ia berhasil menggondol Gold Honour International Award (3rd Prize Senior) dan National Award (Nationwide Highest Score in The Final Round). Pencapaian ini menempatkannya dalam 1% terbaik dari sekitar 12.300 peserta global, sebuah bukti nyata kehebatannya.
Yafi mengakui, program minor Astronomi yang ditempuhnya di ITB, meski berasal dari prodi Meteorologi, memberikan kontribusi besar. Dedikasi para dosen dalam memperluas wawasan dan memperkuat pemahaman keilmuannya sangat ia syukuri. Tak lupa, dukungan tak terhingga dari keluarga, terutama doa sang ibu, menjadi sumber semangat yang tak ternilai. (PERS)

Updates.