JAKARTA – Suara kerinduan akan kesejahteraan yang lebih layak bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) kembali mengemuka. Kali ini, desakan datang langsung dari Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Zudan Arif Fakrulloh, yang secara tegas mendorong Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, untuk segera mengimplementasikan sistem penggajian tunggal atau single salary system bagi seluruh abdi negara.
Pernyataan ini disampaikan Zudan saat dirinya hadir sebagai pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Korpri tahun 2025. Zudan, yang juga memegang amanah sebagai Ketua Dewan Pengurus Korpri, memandang single salary system bukan sekadar sebuah wacana, melainkan solusi fundamental untuk menjamin kesejahteraan para ASN, bahkan hingga mereka memasuki masa purna tugas.
Perjuangan Korpri dalam mengadvokasi penerapan single salary system ini bukanlah hal baru. Zudan mengungkapkan bahwa aspirasi ini telah digaungkan oleh Korpri sejak satu dekade lalu, namun hingga kini belum kunjung menemukan titik terang realisasi dari pemerintah.
"Tapi belum direalisasikan. Mudah-mudahan Pak Menkeu baru mencintai, menjadi menkeu nya para ASN, bukan menkeu nya pegawai kemenkeu saja, " ujar Zudan dengan nada penuh harap, dikutip pada Senin (6/10/2025).
Ia membayangkan, dengan skema gaji tunggal yang diusulkannya, para ASN di masa senja akan hidup lebih tenang. Kesejahteraan yang didapat bukan hanya sekadar cukup, melainkan mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidup. Mulai dari melunasi cicilan rumah yang mungkin masih membebani, hingga membiayai pernikahan anak-anak mereka. Tak lupa, jaminan kesehatan yang memadai juga menjadi krusial.
"Cukup saja enggak harus lebih, cukup sampai putra-putrinya menikah, cukup cicilan rumahnya lunas, dan saya itu ingin sekali ASN pensiun itu SK nya di bank pulang, " tegas Zudan, menggambarkan impian para pensiunan ASN yang ia perjuangkan.
Lebih lanjut, Zudan menjelaskan bahwa konsep single salary system akan mengubah cara perhitungan pensiun secara drastis. Di bawah sistem ini, perhitungan pensiunan ASN akan didasarkan pada gaji pokok mereka yang sudah mencakup seluruh tunjangan melekat, berbeda dengan sistem saat ini yang masih memisahkan komponen gaji dan tunjangannya.
Ia memberikan gambaran perbandingan yang cukup mencolok. "Besok teman-teman yang golongan 1 (kalau pensiun) hanya terima Rp 2, 2 juta, golongan 2 Rp 3, 4 juta, kemudian, saya kalau saya gak sampai Rp 5 juta karena masa kerja saya pendek. Jadi yang teman-teman eselon 1 biasanya terima Rp 50-60 juta, ada yang Rp 150 juta, besok terimanya segini, " ucapnya, mengisyaratkan potensi peningkatan signifikan bagi ASN golongan rendah dan penyesuaian bagi golongan tinggi agar lebih merata dan adil. (PERS)

Updates.