Rieke Diah Pitaloka: Dari Aktris 'Oneng' Menjadi Politisi Vokal

    Rieke Diah Pitaloka: Dari Aktris 'Oneng' Menjadi Politisi Vokal
    Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari

    POLITISI - Sosok Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, yang lahir pada 8 Januari 1974, telah menorehkan jejak yang beragam dalam kancah publik Indonesia. Dikenal luas sebagai pemeran, penulis, dan kini seorang politikus ulung, perempuan keturunan Sunda ini memulai kiprahnya di dunia hiburan sebelum akhirnya terjun ke ranah politik yang penuh dinamika. Pengalaman hidupnya yang kaya, mulai dari panggung akting hingga arena legislatif, membentuk karakternya yang kuat dan dedikasinya yang tak kenal lelah.

    Nama Rieke mulai melejit dan tak terpisahkan dari ingatan publik berkat perannya yang ikonik sebagai Oneng dalam sitkom legendaris Bajaj Bajuri (2002—2007). Karakter yang lugu namun menggemaskan ini berhasil memenangkan hati jutaan penonton, menjadikannya salah satu aktris yang paling dicari pada masanya. Tak hanya di layar kaca, Rieke juga menorehkan prestasi di layar lebar. Ia sempat membintangi film Berbagi Suami (2006) arahan Nia Dinata. Aktingnya yang memukau dalam film tersebut bahkan mengantarkannya meraih nominasi Piala Citra pertamanya untuk kategori Aktris Pendukung Terbaik di Festival Film Indonesia.

    Perjalanan Rieke tidak berhenti di dunia seni peran. Ia kemudian terjun ke dunia teater, membuktikan kemampuannya dalam berbagai medium seni. Pementasan teater seperti Cipoa garapan Putu Wijaya pada tahun 2007, serta film antologi Perempuan Punya Cerita (sebelumnya berjudul Lotus Requiem) yang dirilis pada 2008, semakin memperkaya portofolionya. Di sisi lain, Rieke juga dikenal publik melalui iklan kondom Sutra yang khas dengan ucapan "meong"-nya, sebuah momen yang kerap menjadi perbincangan hangat.

    Kecintaannya pada isu-isu sosial dan kemasyarakatan membawanya pada jalan politik. Rieke pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Keputusannya ini menandai babak baru dalam kariernya, di mana ia berjuang untuk kepentingan rakyat melalui jalur legislatif.

    Sejak 1 Oktober 2009, Rieke Diah Pitaloka telah mengemban amanah sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari PDI Perjuangan. Ia terpilih dari daerah pemilihan Jawa Barat II, dan kini telah menjalani tiga periode masa jabatan. Di parlemen, Rieke menaruh perhatian besar pada Komisi IX, yang fokus pada isu kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ia merupakan salah satu anggota penting dalam Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, sebuah langkah krusial dalam pembangunan Sistem Jaminan Sosial Nasional.

    Di luar kesibukannya di DPR, Rieke juga aktif mendirikan Yayasan Pitaloka, sebuah organisasi yang berdedikasi pada pengembangan sastra dan peningkatan kesejahteraan sosial kemasyarakatan. Semangatnya untuk berkontribusi pada pembangunan daerah juga terlihat saat ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat pada awal tahun 2013 bersama Teten Masduki. Meskipun belum berhasil meraih kursi gubernur, pasangan ini memperoleh dukungan signifikan, menduduki peringkat kedua dalam Pemilihan Kepala Daerah.

    Dalam pemilu legislatif 2014, Rieke kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014—2019, mewakili daerah pemilihan Jawa Barat VII dengan perolehan suara yang membanggakan. Pada periode 2019—2024, Rieke kembali menunjukkan kiprahnya dengan mengusulkan Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, sebuah inisiatif legislasi yang melibatkan berbagai fraksi partai.

    Kehidupan pribadi Rieke Diah Pitaloka juga menjadi sorotan publik. Ia menikah dengan Donny Gahral Adian, seorang dosen filsafat Universitas Indonesia, pada 23 Juli 2005. Pernikahan mereka dikaruniai seorang putra bernama Sagara Kawani Hadiasyah pada tahun 2009. Tak lama setelah itu, pada 9 Januari 2011, Rieke dianugerahi kelahiran anak kembar laki-laki, Misesa Adiansyah dan Jalumanon Badrika, melalui operasi caesar. Sayangnya, pernikahan ini berakhir dengan perceraian pada 13 Januari 2015.

    Latar belakang akademis Rieke juga patut diacungi jempol. Setelah menyelesaikan studi S-1 di Jurusan Sastra Belanda, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ia mendalami filsafat dan melanjutkan pendidikan magisternya di program studi Filsafat di universitas yang sama. Tesisnya yang berjudul Banalitas Kejahatan: Aku yang tak Mengenal Diriku, Telaah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat. Semangat belajarnya tak berhenti di situ, pada 25 Mei 2022, Rieke kembali menempuh pendidikan untuk gelar Doktor pada program Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia, dengan fokus penelitian pada kebijakan rekolisasi dan kekerasan simbolik negara. (PERS)

    rieke diah pitaloka profil tokoh politik indonesia dunia hiburan aktivis sosial
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Cindy Monica: Pengusaha Muda, Politisi NasDem,...

    Artikel Berikutnya

    Samuel Wattimena: Perancang Busana dan Politisi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Warga Binaan Rutan Balikpapan Terima Hak Integrasi PB dan CB, Resmi Kembali ke Masyarakat
    Polsek Cicurug Gelar Safari Subuh di Masjid Attaqwa
    Kapolsek Cikidang Laksanakan Gatur Lantas Pagi di Depan SDN Pangkalan
    Polsek Cikembar Laksanakan Gatur Lalin Pagi di Titik Rawan Kemacetan
    Polsek Gegerbitung Laksanakan Pengaturan Lalin Pagi di Depan SDN Caringin 2

    Ikuti Kami