PENGUSAHA - Ketika menyebut susu UHT di Indonesia, nama PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dan produk legendarisnya seperti Ultra Milk serta Teh Kotak langsung terlintas. Di balik kesuksesan raksasa pangan ini, berdiri sosok visioner Sabana Prawirawidjaja, seorang pengusaha yang membuktikan bagaimana impian sederhana dapat bertransformasi menjadi kerajaan bisnis nasional.
Kisah Sabana adalah cerminan murni dari ketekunan dan inovasi. Ia mewarisi api perjuangan dari ayahnya, Achmad Prawirawidjaja, yang merintis Ultrajaya pada tahun 1958 di Bandung. Pada masa itu, tantangan terbesar adalah masa simpan susu segar yang sangat terbatas, memaksa banyak hasil perahan terbuang percuma.
Setelah menempuh pendidikan manajemen di Nanyang Technological University, Singapura, Sabana kembali ke tanah air dengan tekad bulat untuk merevolusi industri susu. Ia melihat potensi besar dalam mengatasi masalah daya tahan produk tanpa mengorbankan kualitas.
Pada tahun 1972, di usianya yang ke-31, Sabana mengambil alih estafet kepemimpinan. Keputusan paling beraninya adalah memperkenalkan teknologi Ultra High Temperature (UHT) di Indonesia. Metode pemanasan susu pada suhu tinggi ini menjadi kunci untuk menciptakan produk yang awet tanpa memerlukan bahan pengawet.
Transformasi yang dihadirkan oleh teknologi UHT ini sungguh dramatis. Sabana Prawirawidjaja bukan sekadar pebisnis, melainkan seorang inovator yang mengubah cara jutaan orang mengonsumsi susu.
Kekayaan Sabana Prawirawidjaja, yang pernah menempatkannya dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan nilai mencapai US$900 juta (sekitar Rp13, 5 triliun), adalah bukti nyata dari keberhasilan inovasinya di sektor pangan. Sektor yang kerap dianggap biasa, justru ia sulap menjadi revolusi yang meresap dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kotak Ultra Milk kini, sulit membayangkan bahwa semua berawal dari keterbatasan produksi susu tradisional di era 1950-an, di mana susu segar hanya bertahan beberapa jam. Sabana melihat peluang di celah tersebut.
Berbekal ilmu dan visi, ia memperkenalkan teknologi UHT pada 1972. Hasilnya, susu menjadi tahan lama, higienis, bergizi, dan tanpa pengawet. Ultrajaya pun berkembang pesat, menjadikannya pelopor susu UHT pertama di Indonesia. Tak berhenti di situ, lahir pula produk ikonik seperti Teh Kotak dan Sari Kacang Ijo, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari ingatan kolektif masyarakat.
Laporan keuangan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) di pertengahan 2023 menunjukkan laba bersih Rp610, 85 miliar dan penjualan Rp4, 13 triliun. Angka-angka ini adalah buah dari strategi jangka panjang yang matang, bukan sekadar pertumbuhan instan. Sabana membangun fondasi kokoh mulai dari bahan baku, distribusi, hingga kualitas produksi, bahkan hingga merambah pasar ekspor.
Langkah strategis lainnya adalah keberanian Ultrajaya melantai di Bursa Efek Indonesia pada dekade 1990-an. Status publik ini membuka era transparansi, profesionalisme, dan kesiapan ekspansi lebih besar. Kerja sama dengan raksasa global seperti Meiji Dairies dan Morinaga Milk Industry, serta produksi berbagai produk seperti susu kental manis dan susu bubuk, menunjukkan kepercayaan diri Ultrajaya di kancah internasional.
Jiwa inovatif Sabana Prawirawidjaja tak pernah padam. Ia terus mencari cara penyempurnaan produk, mulai dari rasa, kemasan, hingga efisiensi produksi. Pengenalan kemasan karton aseptik semakin memperkuat daya tahan produk tanpa mengorbankan cita rasa.
Di bawah kepemimpinannya, lahir produk-produk fenomenal seperti Ultra Milk (1975), Buavita (1978), dan Teh Kotak (1981). Sinergi bisnis berlanjut dengan Kraft pada 1981, dan ekspansi ke industri es krim melalui Campina pada 1994, bahkan memperbesar kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut pada 2024.
Daftar pencapaian Sabana Prawirawidjaja sungguh panjang dan menginspirasi, membuktikan bahwa konsistensi dan kerja keras adalah kunci kesuksesan. Ia tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga menciptakan warisan industri yang kokoh.
Menurut Forbes, kekayaan Sabana mencapai US$940 juta atau sekitar Rp15, 21 triliun, bersumber dari kepemilikan saham di Ultrajaya (ULTJ) dan Campina (CAMP), dividen, serta aset properti. Namun, yang lebih mengagumkan adalah cara ia membangunnya: dalam diam, membiarkan hasil yang berbicara, dengan integritas, inovasi, dan keberanian mengambil keputusan strategis.
Kisah Sabana Prawirawidjaja adalah narasi tentang transformasi, ketekunan, dan dedikasi lintas generasi. Dari dapur kecil di Bandung hingga menjadi pionir susu UHT di Indonesia, ia mengajarkan bahwa mimpi besar dapat tumbuh dari tempat yang sederhana. Jejaknya terasa di setiap tetes susu dan kotak teh yang kita nikmati, menjadi simbol kerja keras senyap namun berdampak besar.
Kesuksesan sejati, seperti yang diajarkan oleh Sabana, bukanlah tentang seberapa cepat kita mencapai puncak, melainkan seberapa kuat fondasi yang dibangun untuk bertahan lama dan memberikan manfaat bagi banyak orang. (PERS)

Updates.