PENGUSAHA - Di tengah hiruk pikuk Jakarta, seorang pemuda bernama William Tanuwijaya lahir di Pematang Siantar pada 11 November 1981. Keinginan kuat ayah dan pamannya agar ia mendapatkan pendidikan yang lebih baik membawanya merantau dari kampung halaman. Namun, takdir berkata lain. Di bangku kuliah tahun kedua, sang ayah jatuh sakit, memaksa William untuk mencari pekerjaan sampingan demi melanjutkan studinya.
Pengalaman tak terduga inilah yang menjadi titik balik. Bekerja sebagai penjaga warnet 24 jam di dekat kampus, William mendapatkan 'tiket gratis' untuk menjelajahi dunia maya. Internet yang awalnya hanya sarana mencari nafkah, perlahan menumbuhkan kecintaan mendalam pada lanskap digital. Momen inilah yang kelak menyulut api ambisi untuk membangun sesuatu yang besar.
Setelah lulus pada tahun 2003, William sempat menjajaki dunia pengembangan perangkat lunak di berbagai perusahaan, namun mimpinya adalah menciptakan jejaknya sendiri di ranah internet. Ide brilian untuk mendirikan platform perdagangan elektronik mulai terbentuk pada tahun 2007. Meski ide tersebut sudah matang, modal menjadi kendala utama. Tak gentar, ia menggandeng Leontinus Alpha Edison, seorang sahabat, untuk mewujudkan visi bersama.
Perjalanan mencari investor tidaklah mulus. William harus menghadapi rentetan penolakan selama dua tahun. Di tengah perjuangan ini, cobaan kembali datang saat ayahnya divonis mengidap kanker kronis. Beban sebagai tulang punggung keluarga semakin terasa berat, namun William tak pernah menyerah. Ia terus gigih meyakinkan para calon investor mengenai potensi besar bisnis internet yang kala itu belum sepenuhnya dipercaya.
Akhirnya, pada tahun 2009, kerja keras itu membuahkan hasil. Tokopedia resmi beroperasi setelah berhasil mendapatkan kepercayaan dari seorang investor. William tak hanya membangun perusahaan, tetapi juga mengumpulkan talenta-talenta terbaik dari seluruh penjuru Indonesia, merekrut para mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas ternama.
Dedikasi dan visi William Tanuwijaya tidak luput dari perhatian. Pada tahun 2016, ia terpilih sebagai salah satu Young Global Leader oleh World Economic Forum, sebuah pengakuan atas pengaruhnya sebagai pemimpin muda global. Prestasinya terus berlanjut, dengan penghargaan Ernst & Young (EY) Entrepreneur of The Year pada 2019, serta Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia atas kontribusinya terhadap ekonomi dan teknologi nasional.
Di tahun 2020, William kembali mengukuhkan posisinya sebagai tokoh transformatif dengan masuk dalam daftar 100 People Transforming Business in Asia versi Business Insider. Ia dipandang sebagai salah satu visioner yang mampu membaca perubahan dan menangkap peluang bisnis demi kemajuan. (PERS)

Updates.