JAKARTA - Semarak Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 dimeriahkan oleh kehadiran Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang memboyong berbagai produk unggulan dari desa binaannya. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari sinergi antara riset terapan, pelatihan intensif, dan pendampingan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya para perempuan.
"Produk-produk yang kami tampilkan di ISEF 2025 merupakan buah karya dari serangkaian pelatihan Kewirausahaan dalam konsep syariah dan pendampingan intensif pada kelompok usaha termasuk perempuan, ” kata Kepala PSPP Dr. Endang Rudiatin dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (15/10/2025) .
Di panggung ekonomi syariah terbesar di Indonesia ini, PSPP UMJ memamerkan kekayaan hasil laut dari Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Produk-produk inovatif ini adalah hasil dari pilot project Desa Berdikari yang digagas PSPP UMJ bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia.
Dr. Endang Rudiatin menjelaskan bahwa Pilot Project Desa Berdikari, yang telah berjalan sejak 2022, dirancang untuk memberikan solusi konkret bagi persoalan kesejahteraan dan ekonomi di wilayah perbatasan dan pesisir. Melalui riset terapan, PSPP dan masyarakat Desa Sebubus berhasil menciptakan berbagai inovasi produk yang memiliki nilai ekonomi menjanjikan, mulai dari garam rakyat hingga produk olahan ubur-ubur yang unik dan khas daerah.
Produk-produk yang mencuri perhatian di ISEF 2025 meliputi garam kristal alami, ubur-ubur asin (salted jellyfish), keripik ubur-ubur, gelatin ubur-ubur, serta berbagai turunan produk kelautan lainnya seperti terasi udang dan serundeng kepah. Inisiatif ini tidak hanya menyoroti potensi besar sumber daya laut Sambas, tetapi juga menunjukkan bagaimana riset dan teknologi dapat secara signifikan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk-produk kelautan.
"Ubur-ubur merupakan sumber daya lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal. Berbasis riset terapan dan pelatihan teknologi pasca-panen, kami membantu masyarakat mengolah ubur-ubur menjadi produk yang tahan lama, aman, dan bernilai tinggi di pasar domestik maupun ekspor, ” ujar Dr. Endang Rudiatin.
PSPP UMJ mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, kelompok nelayan, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Pendekatan ini memastikan transfer pengetahuan dan teknologi berjalan efektif dan berkelanjutan.
"Kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mendampingi masyarakat hingga mampu memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Diharapkan desa Sebubus dapat menjadi model Desa Berdikari, yang mandiri secara ekonomi, berdampak kepada keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, " tambah Dr. Endang Rudiatin.
Perubahan positif yang dibawa PSPP UMJ dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Sebubus. Kepala Desa Sebubus, Irpan Riyadi, mengungkapkan bahwa sebelum pelatihan dimulai, telah dilakukan pembangunan kilang ubur-ubur sebagai langkah awal.
"Dulu, ubur-ubur hanya dianggap komoditas musiman yang harganya fluktuatif. Setelah ada pendampingan dari UMJ, masyarakat kami kini memiliki kemampuan untuk mengolah ubur-ubur menjadi berbagai produk turunan yang bernilai lebih tinggi, ” kata Irpan Riyadi.
Lebih lanjut, Irpan Riyadi menambahkan bahwa warga kini juga mampu memproduksi garam rakyat yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pengolahan ubur-ubur, tetapi juga menjadi sumber pendapatan baru bagi keluarga nelayan. PSPP UMJ berencana untuk terus mengembangkan riset terapan dan memperluas jangkauan pasar bagi produk-produk hasil kelautan Desa Sebubus. (PERS)

Updates.