PENGUSAHA - Dunia bisnis senantiasa menyimpan kejutan, dan nama Haryanto Tjiptodihardjo tiba-tiba mencuat, menghiasi daftar sepuluh besar orang terkaya di Indonesia. Bagi saya, ini lebih dari sekadar pergeseran angka dalam sebuah peringkat; ini adalah cerminan perjalanan panjang seorang pewaris bisnis keluarga yang tak gentar merangkul strategi ekspansi ambisius, efisiensi operasional yang mendalam, serta inovasi produk yang berani. Pengamatan saya terhadap data kekayaan yang kini dipantau ketat oleh Forbes mengantarkan pada satu kesimpulan sederhana: kerja keras yang konsisten, dipadukan dengan kejelian membaca momentum pasar, mampu mendongkrak nilai secara dramatis, asalkan fondasinya kokoh.
Lahir di Jember pada 30 April 1963, Haryanto Tjiptodihardjo tumbuh dalam lingkungan pengusaha. Ayahnya, Handojo Tjiptodihardjo, adalah sosok di balik pendirian PT Impack Pratama Industri pada tahun 1981. Sejak dini, Haryanto telah dipersiapkan untuk melanjutkan estafet bisnis keluarga. Namun, ia tidak serta-merta menduduki kursi empuk di puncak. Perjalanannya dimulai dari nol, mempelajari seluk-beluk penjualan, operasional, hingga strategi produksi, sebelum akhirnya dipercaya memimpin perusahaan itu sendiri.
Latar belakang pendidikannya yang kuat, menempuh pendidikan Bachelor of Science in Industrial and Systems Engineering di University of Southern California (USC) dan meraih gelar MBA dari Woodbury University pada tahun 1986, membekalinya dengan kombinasi ideal untuk mengendalikan perusahaan manufaktur berskala besar seperti Impack Pratama. Pendidikan ini membentuk cara berpikir sistematis yang krusial dalam pengambilan keputusan bisnis strategis.
Sekembalinya ke Tanah Air, Haryanto langsung menancapkan kakinya di perusahaan keluarga. Kariernya dimulai sebagai Komisaris PT Impack Pratama Industri (1986–1988), sebelum terjun langsung ke ranah operasional sebagai Direktur di berbagai anak perusahaan. Periode 1988–1997 dihabiskan untuk mengelola manajemen dan mengembangkan produk, hingga puncaknya pada tahun 1997, ia dipercaya menduduki posisi Direktur Utama IMPC, sebuah jabatan yang masih dipegangnya hingga kini.
Di bawah kepemimpinan Haryanto, Impack Pratama tak hanya memantapkan eksistensinya di pasar domestik, tetapi juga melebarkan sayapnya ke kancah internasional. Pembangunan fasilitas produksi di Australia, Malaysia, Selandia Baru, dan Vietnam menjadi bukti nyata ekspansi agresif yang menjadikan IMPC sebagai pemain kelas Asia Pasifik. Haryanto membuktikan, bahwa produk buatan Indonesia mampu bersaing di panggung global.
Merek-merek unggulan seperti Alderon, Twinlite, SolarTuff, dan Alcotuff menjadi andalan perusahaan yang dipimpinnya. Produk-produk ini sangat dipercaya oleh para kontraktor dan pengembang berkat kualitas prima dan daya tahan luar biasa. Ia juga berhasil membangun persepsi bahwa bahan bangunan berbasis polimer dapat menjadi solusi modern dan berkelanjutan, bahkan sebagian produknya kini memanfaatkan material hasil daur ulang botol plastik PET.
Lonjakan nilai kekayaan Haryanto Tjiptodihardjo memang fenomenal. Jika pada tahun 2024 ia menempati peringkat ke-49 orang terkaya di Indonesia dengan estimasi kekayaan US$1, 6 miliar, pada tahun 2025, posisinya melesat ke urutan ke-10 dengan kekayaan mencapai US$6, 4–6, 9 miliar, menempatkannya di peringkat ke-604 dunia. Fenomena ini mencerminkan performa luar biasa IMPC di pasar saham, di mana nilai sahamnya melonjak lebih dari 500% sepanjang tahun tersebut.
Peran Haryanto tidak terbatas pada IMPC. Ia juga aktif menjabat sebagai Direktur di PT Harimas Tunggal Perkasa dan PT Tunggal Jaya Investama sejak 2007, serta Komisaris di beberapa perusahaan lain, menunjukkan kiprahnya dalam membangun ekosistem bisnis yang sinergis.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan industri, pada tahun 2025, IMPC mendirikan lembaga pelatihan bersertifikasi untuk industri polimer. Berlokasi di Gadog, Jawa Barat, lembaga ini bertujuan mencetak tenaga kerja terampil di tengah lahan seluas hampir tiga hektare dengan konsep bangunan ramah lingkungan.
Visi jangka panjang Haryanto dalam membangun bisnis berkelanjutan terlihat jelas pada inovasi produknya. Ecolite dan Twinlite Duo, yang terbuat dari 100?han daur ulang, menegaskan komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Strategi ini tidak hanya memperkuat daya saing IMPC di pasar global, tetapi juga menjawab tuntutan konsumen akan produk yang ramah lingkungan.
|
Baca juga:
Mas Dhito Dorong Pelaku Industri Kreatif
|
Lebih dari 28 tahun memimpin perusahaan bernilai triliunan rupiah, Haryanto Tjiptodihardjo adalah sosok pemimpin yang terlibat langsung dalam operasional dan memahami setiap detail dinamika pasar. Gaya kepemimpinannya yang memadukan disiplin korporat Barat dengan etos kerja kekeluargaan Asia menjadikannya teladan pemimpin visioner yang lahir dari kerja keras dan ketekunan. (PERS)

Updates.