PENGUSAHA - Sosok Anderson Sumarli selalu berhasil memantik rasa penasaran publik. Bagaimana tidak, ia adalah arsitek di balik berdirinya Ajaib Group, perusahaan fintech asal Indonesia yang dengan bangga meraih predikat unicorn pertama di sektor investasi se-Asia Tenggara. Di usianya yang relatif muda, profil Anderson Sumarli telah mengukir pencapaian luar biasa bagi perusahaannya. Ia seolah membuktikan bahwa visi yang digenggam erat, kerja keras tanpa kenal lelah, serta dedikasi yang tinggi mampu mengubah impian menjadi realitas yang nyata.
Platform Ajaib menawarkan pendekatan yang sangat bersahabat dan mudah dicerna, bahkan bagi yang tergolong sebagai investor pemula. Melalui Ajaib, pengguna menemukan bahwa dunia investasi tidak harus selalu terasa menakutkan. Berikut adalah profil dan fakta menarik yang menyingkap perjalanan inspiratifnya.
Sebelum namanya dikenal luas sebagai CEO Ajaib Group, Anderson memulai langkahnya dari nol. Kesuksesan yang ia raih hari ini bukanlah buah keberuntungan semata, melainkan hasil dari kerja keras, kegigihan yang tak tergoyahkan, dan semangat belajar yang terus menyala. Salah satu aspek yang sangat menarik adalah tumbuhnya minatnya pada dunia investasi sejak ia berusia sembilan tahun.
Saat kebanyakan anak seusianya asyik bermain, Anderson justru larut dalam kesibukan membaca berita ekonomi dan pergerakan saham di surat kabar bersama sang ayah. Kebiasaan sederhana ini menumbuhkan rasa ingin tahu yang mendalam terhadap pasar modal. Didukung oleh bimbingan ayahnya, ia mulai berinvestasi di usia dini, sebuah kebiasaan yang langka dijumpai pada anak-anak seusianya.
Perjalanan akademis Anderson membawanya menempuh pendidikan sarjana di Cornell University, Amerika Serikat, dengan mengambil jurusan Ekonomi Terapan dan Manajemen, dan lulus dengan predikat summa cum laude. Tak berhenti di situ, ia melanjutkan studi ke Stanford University Graduate School of Business untuk mendalami Administrasi Bisnis. Saya selalu mengagumi individu yang berani menempuh jalur pendidikan sejauh itu demi memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
Selain dikenal sebagai pendiri Ajaib, Anderson juga tampil sebagai sosok yang rendah hati, visioner, dan sangat peduli terhadap literasi keuangan. Ia tidak sekadar membangun perusahaan demi mengejar profit, tetapi memiliki misi mulia untuk membuka akses investasi yang lebih inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Melihat bagaimana Ajaib terus berkembang, dalam benak saya, Anderson bukan hanya sekadar membangun sebuah bisnis, melainkan juga tengah mentransformasi cara pandang masyarakat terhadap investasi. Karier profesional Anderson dimulai di IBM (International Business Machines Corporation) pada tahun 2014. Ia menjabat sebagai Chief Analytics Officer, sebuah pengalaman yang memberinya banyak pelajaran berharga tentang bagaimana teknologi dan data dapat menjadi fondasi krusial dalam pengambilan keputusan bisnis.
Setelah dua tahun menimba ilmu di IBM, ia merasa inilah saatnya untuk merambah ke dunia baru. Menginjak tahun 2016, Anderson bergabung dengan Boston Consulting Group (BCG) sebagai Management Consultant. Di sana, ia terlibat dalam beragam proyek strategis lintas industri yang secara signifikan memperluas pemahamannya tentang dinamika bisnis global. Dua tahun di BCG menjadi periode penting yang membentuk pola pikirnya sebagai pemimpin muda yang visioner.
Kemudian, pada tahun 2018, bersama Yada Piyajomkwan, rekannya yang berasal dari Thailand, Anderson mendirikan Ajaib Group. Visi mereka sederhana namun kokoh: menjadikan investasi lebih mudah diakses, aman, dan terjangkau bagi semua orang. Saat pertama kali saya menjajal aplikasi Ajaib, saya dapat merasakan semangat itu terpancar. Tampilannya yang lugas, proses yang cepat, dan terasa sangat dibuat oleh seseorang yang benar-benar memahami kebutuhan pengguna muda.
Anderson termasuk dalam jajaran CEO termuda di industri pasar modal Indonesia. Berbekal latar belakang akademis yang mumpuni dan pengalaman internasional yang luas, ia membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk memimpin perubahan besar. Bahkan sebelum Ajaib berdiri, Anderson pernah mengasah kemampuannya di JP Morgan, sebuah lembaga keuangan global yang ternama.
|
Baca juga:
Mas Dhito Dorong Pelaku Industri Kreatif
|
Saya pribadi menganggap langkah Anderson untuk meninggalkan karier yang sudah mapan dan memulai bisnisnya sendiri adalah sebuah keputusan yang sangat berani. Namun, keberanian itu terbukti tidak sia-sia. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, Ajaib sukses meraih status unicorn, menjadikannya fintech investasi pertama di Asia Tenggara yang berhasil mencapai level prestisius tersebut.
Bagi Anda yang mungkin belum mengetahui, Ajaib Sekuritas Asia merupakan bagian integral dari PT Ajaib Teknologi Indonesia dan telah resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini menyediakan spektrum layanan yang luas, mulai dari perdagangan efek, reksa dana, hingga layanan margin dan penjamin emisi efek.
Menariknya, kepemilikan Ajaib berada di bawah PT Harta Karunia Indonesia (99%) dan Edward Sumarli (1%), yang merupakan saudara kandung Anderson. Struktur kepemilikan ini menegaskan bahwa kendali penuh perusahaan berada di tangan keluarga yang memiliki visi kuat terhadap masa depan investasi di Indonesia. Saat ini, Ajaib telah dipercaya oleh lebih dari satu juta pengguna aktif.
Penawaran fitur yang sederhana, edukatif, dan berbasis teknologi menjadikan Ajaib sebagai 'pintu pertama' bagi banyak anak muda dalam memulai perjalanan mereka belajar berinvestasi. Keberhasilan gemilang ini juga tidak terlepas dari pendanaan Seri B senilai 153 juta dolar AS yang diterima dari DST Global, yang secara resmi mengantarkan Ajaib menyandang status unicorn. Bayangkan, hanya dalam hitungan tahun, valuasi perusahaan melesat melampaui angka 1 miliar dolar AS. Keberhasilan ini sungguh luar biasa untuk sebuah startup Indonesia!
Saya selalu terpesona melihat bagaimana nama Anderson Sumarli menembus panggung global. Ia berhasil masuk dalam daftar Fortune 40 Under 40, Forbes 30 Under 30 Asia, dan meraih penghargaan Ernst & Young (EY) Young Entrepreneur of The Year 2022. Anderson tidak hanya membawa nama Ajaib, tetapi juga turut mengangkat nama Indonesia ke kancah internasional.
Perjalanan Ajaib tidak berhenti pada status unicorn. Pada tahun 2020, Anderson memimpin akuisisi PT Primasia Unggul Sekuritas sebagai langkah strategis untuk memperkuat lini bisnisnya. Setahun kemudian, Ajaib merambah industri perbankan dengan mengakuisisi 24% saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) senilai Rp746 miliar. Langkah besar ini secara signifikan mendorong valuasi Ajaib melambung ke angka lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14, 3 triliun.
Salah satu hal yang paling saya sukai dari Anderson adalah visinya yang jernih terhadap masa depan. Ia bertekad menjadikan investasi sebagai bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Anderson meyakini, jika literasi finansial diperkenalkan sejak dini, maka akan semakin banyak individu yang mampu mengendalikan keuangannya dengan lebih baik.
Melalui Ajaib, ia tidak hanya menyediakan platform transaksi, tetapi juga membangun sebuah wadah edukasi yang komprehensif. Saat ini, Ajaib secara rutin menyelenggarakan webinar dan menyajikan konten edukatif yang membuat saya, dan mungkin juga Anda, semakin memahami cara berinvestasi dengan cerdas. Anderson juga percaya bahwa teknologi mutakhir seperti AI dan data analytics akan menjadi tulang punggung sektor keuangan di masa depan.
Oleh karena itu, ia terus mendorong inovasi produk dan fitur yang mampu membantu investor pemula dalam mengambil keputusan investasi dengan penuh keyakinan. Sebagai seorang pemimpin muda, Anderson dikenal terbuka terhadap ide-ide baru dan tidak ragu mengambil risiko. Berdasarkan cerita-cerita yang saya dengar dari para karyawan Ajaib, ia bukan tipe pemimpin yang hanya memberikan perintah, tetapi juga mau turun langsung dan berdiskusi dengan timnya.
Ia menanamkan nilai-nilai kolaborasi, keberanian, dan pembelajaran berkelanjutan yang menurut saya sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan profesional, apa pun profesi Anda. Profil Anderson Sumarli merupakan salah satu cerita favorit saya tentang bagaimana mimpi, keberanian, dan kerja keras dapat bersatu padu. Dari seorang anak yang gemar membaca berita saham hingga menjelma menjadi CEO fintech unicorn, perjalanannya adalah bukti nyata bahwa tidak ada sukses yang datang secara instan.
Melalui Ajaib, Anderson tidak hanya membangun sebuah bisnis yang sukses, tetapi juga membuka peluang baru bagi generasi muda untuk melek finansial dan berinvestasi sejak dini. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berani bermimpi dan mewujudkan potensi diri. (PERS)

Updates.