Aksa Mahmud: Dari Petani Cilik Hingga Konglomerat Bosowa Group

    Aksa Mahmud: Dari Petani Cilik Hingga Konglomerat Bosowa Group
    Aksa Mahmud

    PENGUSAHA - Di kancah bisnis nasional, nama Aksa Mahmud kerap terdengar sebagai salah satu pilar pengusaha terkemuka yang berasal dari tanah Sulawesi Selatan. Perjalanannya sungguh inspiratif, bermula dari kerasnya kehidupan sebagai anak petani hingga menjelma menjadi arsitek dari Bosowa Group, sebuah konglomerasi raksasa yang merambah berbagai sektor strategis.

    Tak sekadar membangun kerajaan bisnis, jejak Aksa Mahmud juga terukir dalam peta ekonomi Indonesia. Ia bukan hanya piawai dalam mengelola lusinan anak perusahaan, tetapi juga figur yang pengaruhnya terasa kuat. Namun, kisah Aksa Mahmud tak berhenti di situ. Di balik kesuksesannya sebagai pebisnis ulung, terselip babak penting ketika ia terjun ke dunia politik, menambah dimensi menarik pada profilnya.

    Siapa sangka, di balik gestur seorang pengusaha besar, tersimpan semangat juang yang terasah sejak dini. Aksa Mahmud, nama yang kini identik dengan kesuksesan, ternyata memulai kiprahnya dari lingkungan yang sederhana di Desa Lapassu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Sejak belia, ia sudah terbiasa membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai petani. Pengalaman menjual hasil panen ke kota inilah yang kelak menjadi fondasi awal bagi naluri bisnisnya.

    Saat masih duduk di bangku Sekolah Rakyat Mangkoso, jiwa kewirausahaannya mulai bersemi. Ia tak ragu merambah usaha kecil-kecilan, seperti berjualan es balok, kurma, dan permen di depan sekolah saat bulan puasa. Meskipun keuntungan yang didapat mungkin tak seberapa bagi anak seusianya, pengalaman ini justru semakin mengasah insting bisnisnya. Perjalanan ini berlanjut ketika kepindahannya ke Makassar untuk menempuh pendidikan di STM Makassar semakin membuka cakrawala.

    Di kota besar itu, semangatnya tak pernah padam. Ia tetap menjalankan berbagai usaha, termasuk menjual kacang tanah dari kampung halamannya ke pasar kota. Kegigihan dan kerja keras inilah yang mendorong Aksa Mahmud untuk terus berjuang menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Ia berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Elektro Universitas Hasanuddin pada tahun 1969.

    Perjalanan karier Aksa Mahmud setelah menamatkan studi di Universitas Hasanuddin membuka lembaran baru yang lebih gemilang. Semasa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Organisasi ini tak hanya membentuk pola pikirnya, tetapi juga memperluas jaringan pertemanannya yang kelak sangat berharga.

    Setelah lulus, sebuah kesempatan datang ketika ia bergabung dengan NV Hadji Kalla, perusahaan yang dimiliki oleh Jusuf Kalla. Di sinilah takdir mempertemukannya dengan Siti Ramlah, adik kandung Jusuf Kalla, yang kemudian menjadi belahan jiwanya. Namun, setelah beberapa tahun bekerja, Aksa merasakan adanya keterbatasan dalam perkembangan kariernya. Dorongan dari sang istri semakin membulatkannya untuk mengambil jalan yang berbeda, yaitu terjun sepenuhnya ke dunia bisnis.

    Tahun 1973 menjadi momen bersejarah ketika Aksa mendirikan CV Moneter. Dengan modal pinjaman Rp5 juta dari Bank BNI, ia memulai usahanya sebagai agen penyalur mobil Datsun di Indonesia Timur. Pembukaan showroom mobil di Makassar ternyata disambut baik dan usahanya berkembang pesat. Kesuksesan awal ini membawanya menjadi distributor resmi Mitsubishi untuk wilayah Indonesia Timur pada tahun 1980.

    Perusahaan yang kemudian berganti nama menjadi PT Bosowa Berlian Motor ini menjadi tumpuan awal bagi pembangunan Bosowa Group. Tak hanya berpuas diri di sektor otomotif, Aksa Mahmud secara strategis merambah ke berbagai industri lain. Pada tahun 1995, ia mendirikan PT Semen Bosowa di Maros, yang kini menjelma menjadi salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia. Ekspansi bisnisnya terus berlanjut ke sektor perbankan, properti, energi, hingga infrastruktur.

    Di samping kiprahnya di dunia bisnis, Aksa Mahmud juga pernah mengabdikan diri di ranah politik. Ia pernah menjabat sebagai anggota MPR RI daerah Sulawesi Selatan periode 1999–2004. Pengalamannya di panggung politik semakin terasah ketika ia terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2004–2009. Bahkan hingga kini, ia masih tercatat sebagai salah satu politikus senior yang aktif di Partai Golkar.

    Kiprahnya sebagai pengusaha sukses tak lepas dari visi dan strategi matang yang ia terapkan. Melalui Bosowa Group, ia berhasil mengelola berbagai bisnis di sektor-sektor yang vital bagi perekonomian nasional. Kesuksesannya ini bahkan mengantarkannya masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan kekayaan yang fantastis. Ia menjadi satu-satunya Putra Bugis yang berhasil menembus daftar prestisius tersebut.

    Kisah hidup Aksa Mahmud adalah bukti nyata bahwa kerja keras, keberanian mengambil risiko, dan ketekunan adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Dari seorang anak petani di pelosok Sulawesi Selatan, ia telah membuktikan diri mampu membangun sebuah imperium bisnis dan memberikan kontribusi signifikan bagi bangsa. (PERS)

    aksa mahmud bosowa group pengusaha sukses konglomerat indonesia sulawesi selatan biografi tokoh
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Polda Metro Jaya Kirim Bantuan Kemanusiaan...

    Artikel Berikutnya

    Marina Budiman: Ratu Data yang Mengukir...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polsek Pangkalan Sosialisasikan Pengaduan Cepat Propam Polri kepada Masyarakat
    Safari Subuh Polsek Cikidang Pererat Silaturahmi dengan Masyarakat
    Patroli Biru Polsek Cicurug Cegah Gangguan Kamtibmas di Wilayah Kecamatan Cicurug
    Sambang Satkamling, Polsek Caringin Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Lingkungan
    Warga Sukatani Sampaikan Aspirasi, Polsek Surade Pastikan Situasi Kondusif

    Ikuti Kami