Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Insinyur Hingga Nakhoda Keuangan RI

    Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Insinyur Hingga Nakhoda Keuangan RI
    Purbaya Yudhi Sadewa

    POLITIK - Lahir pada 7 Juli 1964, Purbaya Yudhi Sadewa kini mengemban amanah sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia sejak 8 September 2025, mendampingi Presiden Prabowo Subianto. Perjalanan kariernya yang gemilang mencerminkan perpaduan unik antara keahlian teknis dan pemahaman mendalam di bidang ekonomi.

    Sebelum menduduki posisi strategis ini, Purbaya telah membuktikan kemampuannya sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) selama periode 2020–2025. Latar belakang pendidikannya yang kuat dimulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan gelar Sarjana Teknik Elektro, dilanjutkan dengan gelar Master of Science (MSc) dan Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat.

    Karier profesional Purbaya dimulai di sektor swasta, menjabat sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994). Pengalamannya terus berkembang di Danareksa, di mana ia meniti karier sebagai Senior Economist (Oktober 2000–Juli 2005), kemudian memimpin sebagai Direktur Utama PT Danareksa Securities (April 2006–Oktober 2008). Ia juga sempat menjabat sebagai Chief Economist Danareksa Research Institute (Juli 2005–Maret 2013) dan Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (Maret 2013–April 2015).

    Kontribusinya tidak berhenti di situ. Purbaya aktif dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sebagai Anggota Dewan Pertimbangan (2016–2020) dan menjadi bagian dari Indonesia Economic Forum (2015–). Pada Oktober 2016, ia dipercaya menjadi Gubernur Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dari Indonesia.

    Memasuki ranah pemerintahan, Purbaya mengawali kiprahnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi (2010–2014) sekaligus menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional. Perjalanannya berlanjut ke Kantor Staf Presiden sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis (Maret–September 2015), sebelum kembali ke Kemenko Perekonomian dan kemudian Kemenko Maritim dalam berbagai posisi strategis, termasuk Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi.

    Puncak kariernya di sektor publik adalah ketika ia dilantik sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS pada 23 September 2020, sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 8 September 2025, menggantikan Sri Mulyani.

    Menariknya, tak lama setelah dilantik, Purbaya merespons pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan pencalonan di Pemilu 2029 dengan santai, "Baru sebulan kerja, gila lu. Enggak kepikiran sama sekali." Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik, termasuk hasil survei IndexPolitica yang menempatkan namanya di bursa Pilpres 2029, sebuah fenomena yang dikaitkan dengan popularitasnya yang meroket.

    Fenomena yang kerap disebut "Efek Purbaya" menggambarkan bagaimana pasar keuangan bereaksi terhadap kebijakan-kebijakannya. Pendekatan fiskal yang dianggap lebih agresif, seperti relokasi dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun ke bank BUMN, menjadi katalis utama. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan likuiditas perbankan untuk mendorong penyaluran kredit, sebuah langkah yang dinilai sebagian kalangan sebagai stimulus positif, namun sebagian lain menyuarakan kehati-hatian.

    Di sisi lain, Purbaya juga berencana untuk penyederhanaan nilai mata uang Rupiah melalui Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Harga Rupiah (RUU Redenominasi) yang ditargetkan rampung pada 2027. Rencana ini menuai beragam pandangan, ada yang melihatnya sebagai pencegah korupsi, namun ada pula yang mengkhawatirkan biaya implementasinya.

    Tak luput dari sorotan, Purbaya menghadapi kontroversi tak lama setelah dilantik. Pernyataannya mengenai "gerakan 17 8 Tuntutan Rakyat" yang dianggapnya "suara sebagian kecil rakyat kita" memicu kritik. Ia kemudian menyampaikan permohonan maaf, mengakui masih "menteri kagetan" dengan gaya bicara "koboi" dan berjanji akan lebih berhati-hati.

    Kontroversi lain muncul dari unggahan tangkapan layar yang diduga berasal dari akun Instagram putranya, Yudo Achilles Sadewa, yang menyindir Sri Mulyani sebagai "agen CIA Amerika yang menyamar menjadi menteri". Unggahan ini viral dan memicu perbincangan luas sebelum akun tersebut tak dapat ditemukan.

    Purbaya Yudhi Sadewa menikah dengan Ida Yulidina, seorang mantan pemenang Wajah Femina 1989. Mereka dikaruniai dua putra: Yuda Purboyo Sunu dan Yudo Achilles Sadewa. Putranya, Yudo, dikenal sebagai trader dan kreator konten, bahkan pernah disebut Purbaya sebagai "si bocah trader" dalam sebuah unggahan media sosial. (PERS

    menteri keuangan ekonomi indonesia kebijakan fiskal purbaya yudhi sadewa pemerintahan indonesia pasar keuangan
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Cindy Monica: Pengusaha Muda, Politisi NasDem,...

    Artikel Berikutnya

    Trinovi Khairani Sitorus: Politisi Muda...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polsek Pangkalan Sosialisasikan Pengaduan Cepat Propam Polri kepada Masyarakat
    Safari Subuh Polsek Cikidang Pererat Silaturahmi dengan Masyarakat
    Patroli Biru Polsek Cicurug Cegah Gangguan Kamtibmas di Wilayah Kecamatan Cicurug
    Sambang Satkamling, Polsek Caringin Ajak Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan Lingkungan
    Warga Sukatani Sampaikan Aspirasi, Polsek Surade Pastikan Situasi Kondusif

    Ikuti Kami