PADANG - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI mencatat angka fantastis: sebanyak 898.792 mahasiswa kini tengah menempuh pendidikan tinggi jenjang vokasi. Ini mencakup berbagai tingkatan, mulai dari Diploma I, II, III, hingga Diploma IV atau yang dikenal sebagai sarjana terapan.
Informasi sahih ini diungkapkan langsung oleh Staf Khusus Menteri Bidang Pemerintahan dan Akuntabilitas Kemendiktisaintek, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, di Padang, Sumatera Barat, pada Rabu (15/10/2026). "Ini berdasarkan data dari pangkalan data pendidikan tinggi Kemendiktisaintek, " tegasnya.
Jumlah mahasiswa vokasi yang begitu besar ini tersebar di seluruh penjuru negeri, terwadahi dalam 5.768 program studi yang beragam. Yang lebih membanggakan, angka ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa dari tahun ke tahun. Bayangkan, pada tahun 2022 saja, jumlah mahasiswa vokasi baru tercatat sekitar 580 mahasiswa. Lonjakan ini sungguh mencengangkan!
Prof Tjitjik dengan penuh keyakinan menyatakan, "Saya yakin ini akan semakin banyak berkontribusi pada sumber daya manusia unggul yang terampil." Ia melihat potensi besar lulusan vokasi dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja yang semakin kompleks.
Melihat sebaran geografisnya, mahasiswa vokasi memang hadir di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Namun, Kemendiktisaintek memiliki harapan besar agar pemerataan tenaga-tenaga terampil ini bisa lebih merata di seluruh wilayah Nusantara. "Sebab, mereka akan mengisi berbagai sektor ekonomi dan industri di wilayah masing-masing, " jelas Prof Tjitjik.
Tujuan utamanya jelas: mendongkrak kemajuan bangsa. "Harapannya mereka nanti bisa memenuhi kebutuhan industri terutama dalam peningkatan bidang sains dan teknologi melalui sektor pekerjaan maupun pengembangan ilmu pengetahuan, " ujarnya.
Prof Tjitjik sangat meyakini bahwa lulusan pendidikan tinggi jenjang vokasi memiliki kesiapan luar biasa untuk memberikan dampak nyata. Mereka tidak hanya siap untuk pasar kerja domestik, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional. Keunggulan spesifik lulusan vokasi adalah kemampuannya merespons kebutuhan industri dengan cepat, terutama dalam sektor teknologi tinggi dan ekonomi hijau yang sedang berkembang pesat.
Fleksibilitas dan pendekatan praktikal menjadi ciri khas pendidikan vokasi. "Pendidikan vokasi dirancang sangat fleksibel dan praktikal. Ini kombinasi belajar di kelas dan praktik kerja yang utuh sehingga bisa menghasilkan lulusan yang komprehensif, " tambahnya. Kombinasi teori dan praktik ini terbukti efektif dalam mencetak lulusan yang siap pakai dan relevan dengan tuntutan zaman. (PERS)

Updates.