JAKARTA - Kian pesatnya era digital membuka lebar pintu peluang ekonomi dan kolaborasi di kawasan Asia Tenggara. Namun, di balik gemerlap kemajuan teknologi, terselip tantangan serius yang menuntut kewaspadaan ekstra: keamanan siber. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dengan tegas menggarisbawahi bahwa penguatan kerja sama regional di bidang ini adalah kunci utama untuk menjaga stabilitas kawasan.
Menurut Nezar, transformasi digital dan keamanan siber ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan, saling menguatkan, demi mengamankan masa depan digital yang cerah.
"Transformasi digital dan keamanan siber harus dijalankan secara bersamaan. Keduanya saling bergantung satu sama lain, " ujar Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Ia melanjutkan, isu keamanan siber bukan sekadar wacana, melainkan garda terdepan yang harus menjadi prioritas bagi setiap negara di Asia Tenggara. Keamanan siber, tegasnya, adalah prasyarat mutlak bagi keberhasilan setiap langkah transformasi digital yang dijalankan.
Nezar mengidentifikasi tiga pilar krusial dalam memperkuat kerja sama regional ini. Pertama, fokus pada penguatan perlindungan infrastruktur kritis dan kedaulatan data. Di era digital ini, infrastruktur teknologi adalah urat nadi perekonomian, sehingga perlindungannya harus menjadi prioritas utama.
Kedua, membangun ketahanan regional terhadap berbagai ancaman siber yang kian canggih. Nezar menyadari bahwa ancaman seperti misinformasi, disinformasi, hingga serangan siber terkoordinasi tidak mengenal batas geografis. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerangka kerja yang solid untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan meningkatkan kesiapan seluruh negara di Asia Tenggara dalam menghadapi badai ancaman siber.
Ketiga, Nezar mendorong semangat inovasi digital lokal dan kolaborasi antar industri. Ia mengajak para pelaku industri teknologi digital untuk tidak hanya menjadi konsumen pasif, melainkan menjalin kemitraan strategis dan investasi yang mampu memperkuat stabilitas nasional dan regional, memacu pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjamin kedaulatan digital.
"Kita harus melampaui peran sebagai konsumen pasif teknologi, " tegasnya.
Pemaparan Nezar ini disampaikan dalam acara ERIA SOG Executive Roundtable on the regional cooperation on technology and security di Kantor ERIA, Jakarta Pusat, pada Rabu (15/10). Ia berharap, buah pikir dari dialog kebijakan tersebut dapat diterjemahkan menjadi proyek-proyek pembangunan yang nyata, sekaligus mempererat sinergi antara industri dan para pembuat kebijakan.
"Hasil strategis yang diharapkan adalah terbentuknya komunitas kerja sama keamanan jangka panjang, " pungkasnya. (PERS)

Updates.