PENGUSAHA - Sosok Anggoro Eko Cahyo kini tengah menjadi sorotan publik setelah resmi mengemban amanah sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pengangkatannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Mei 2025 lalu, menandai babak baru dalam perjalanan kariernya di industri perbankan yang telah ia geluti selama lebih dari seperempat abad.
Perjalanan karier Anggoro Eko Cahyo di dunia perbankan sungguh mengesankan. Sejak 1994, ia telah mengabdikan diri di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), menapaki berbagai posisi strategis yang mengasah kemampuannya. Dari Asisten Manajer Marketing Officer, ia terus merangkak naik menjadi Wakil Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Bisnis Konsumer, hingga General Manager Human Capital Division.
Menariknya, latar belakang akademis Anggoro tidak serta merta sejalan dengan jalur kariernya. Ia meraih gelar Sarjana Teknik & Manajemen Industri dari Institut Teknologi Indonesia, namun kemudian melanjutkan studi Magister Agribisnis di Institut Pertanian Bogor. Perpaduan unik ini mungkin menjadi salah satu kunci keberhasilannya dalam memimpin berbagai divisi di BNI.
Sebelum memimpin BSI, Anggoro juga dipercaya menduduki posisi Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan periode 2021-2025. Pengalaman luas di berbagai institusi keuangan besar ini tentu memberikannya bekal yang kokoh untuk memegang kemudi BSI.
Meskipun pengangkatan resminya sebagai Dirut BSI baru terjadi pada 16 Mei 2025, estimasi remunerasi yang diterimanya dapat diperkirakan berdasarkan data tahun sebelumnya. Berdasarkan Laporan Tahunan 2024, total remunerasi untuk jajaran Direksi BSI mencapai Rp46.099.979.180, yang mencakup gaji, tunjangan, bonus, dan fasilitas lainnya. Angka ini menunjukkan betapa besarnya tanggung jawab dan kompensasi yang melekat pada posisi pucuk pimpinan di bank sebesar BSI.
Lebih jauh lagi, kekayaan Anggoro Eko Cahyo yang dilaporkan saat menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp65.782.567.773. Angka fantastis ini terbagi dalam berbagai aset, termasuk sembilan bidang tanah dan bangunan senilai Rp33.211.660.000, serta empat unit kendaraan dengan total nilai Rp1.354.000.000. Harta bergerak lainnya, surat berharga, kas, dan aset lainnya turut melengkapi portofolio kekayaannya.
Kisah Anggoro Eko Cahyo adalah bukti nyata bagaimana dedikasi, pengalaman, dan kepemimpinan yang kuat dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan, bahkan dengan latar belakang pendidikan yang tidak terduga. Perjalanannya di dunia perbankan syariah kini akan terus diikuti perkembangannya oleh banyak pihak. (PERS)

Updates.