PENGUSAHA - Nama Rudy Salim kini identik dengan kemewahan otomotif. Namun, di balik gemerlap supercar yang menghiasi showroom Prestige Motorcars, tersimpan kisah perjuangan seorang pemuda yang pernah terombang-ambing dalam ketidakpastian.
Lahir di Jakarta pada 24 April 1987, Rudy Salim adalah bungsu dari tiga bersaudara. Lingkungan keluarganya yang didominasi profesi medis sempat mengarahkan langkahnya untuk mengikuti jejak orang tua dan kakak-kakaknya. Namun, panggilan hati tak bisa dibohongi. Dua kali mencoba mengikuti pendidikan kedokteran, dua kali pula ia harus menelan pil pahit kegagalan karena minimnya minat.
Penawaran mobil Mercedes-Benz dari orang tua demi kembali ke bangku kuliah kedokteran sempat membuatnya tergoda. Namun, upaya tersebut tak bertahan lama. Nilai akademiknya yang merosot tajam berujung pada status 'drop out' untuk kedua kalinya. Momen ini justru menjadi titik balik krusial bagi Rudy. Ia memutuskan untuk mandiri, mencari jalannya sendiri di belantara peluang bisnis.
Memanfaatkan era digital yang mulai berkembang, Rudy mencoba peruntungan di bisnis game online. Sayangnya, langkah awal ini belum membuahkan hasil manis. Tak patah arang, ia beralih ke sektor microfinance dengan mendirikan PT Excel Trade Indonesia. Perusahaan yang menawarkan fasilitas cicilan barang elektronik ini sempat berjaya, namun diwarnai kerugian besar akibat penipuan berkedok identitas palsu. Pengalaman pahit ini justru menjadi pelajaran berharga dalam memperkuat sistem keamanan dan operasional bisnisnya.
Seiring waktu, bisnis microfinance miliknya berkembang pesat, memberikan keuntungan signifikan. Stabilitas finansial membuka pintu bagi Rudy untuk merambah industri yang lebih sesuai dengan gairahnya: otomotif. Pada tahun 2013, sejarah baru tercipta dengan lahirnya Prestige Motorcars. Perusahaan importir mobil mewah ini dengan cepat menjadi primadona bagi para kolektor supercar seperti Lamborghini, Ferrari, dan McLaren.
Awalnya hanya mampu menjual 2-3 unit per bulan, Prestige Motorcars menjelma menjadi kekuatan dominan di pasar mobil mewah. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, penjualan melonjak drastis hingga 19 unit per bulan. Kesuksesan ini tak lepas dari strategi jitu Rudy dalam membangun jaringan kuat dengan komunitas otomotif.
Tak hanya berhenti di otomotif, Rudy melebarkan sayapnya ke dunia hiburan dengan mendirikan RA Pictures bersama Raffi Ahmad. Kolaborasi ini semakin kokoh dengan akuisisi klub sepak bola Cilegon United yang kemudian berganti nama menjadi RANS Cilegon FC pada tahun 2021. Di luar itu, Rudy juga merambah berbagai lini bisnis lain, mulai dari bank virtual Sainmaco, kuliner Cherie, hingga wahana permainan Time Machine 2 Escape Game.
Namun, perjalanan Rudy Salim tidak selalu mulus. Sebagai seorang pebisnis ternama, namanya kerap terseret dalam berbagai kasus dan kontroversi. Pada Maret 2022, ia sempat dipanggil untuk memberikan kesaksian terkait kasus afiliator Binomo yang melibatkan Indra Kenz. Tak berselang lama, pada Mei 2024, Rudy kembali menjadi sorotan terkait penahanan 14 mobil mewah oleh Bea Cukai yang diimpor dari Inggris.
Teranyar, Maret 2025, perseteruan dengan Firdaus Oiwobo sempat menghebohkan jagat media sosial, dipicu oleh bocornya tarif bayaran sang 'konten kreator'. Rudy yang merasa dirugikan, membocorkan tarif tersebut, memicu kemarahan Firdaus yang merasa privasinya dilanggar. Bahkan, Firdaus menolak tawaran Rudy untuk menukar separuh gunung yang diklaimnya mengandung uranium dengan seluruh koleksi mobil mewah di showroom.
Diperkirakan memiliki kekayaan mencapai US$10 juta atau sekitar Rp143 miliar pada tahun 2013, Rudy Salim kini layak menyandang gelar 'crazy rich Indonesia'. Berbagai lini bisnis yang digelutinya menjadi bukti nyata kegigihannya dalam membangun kerajaan bisnis dari nol. (PERS)

Updates.