PENGUSAHA - Mungkin nama Larry Ellison belum begitu familiar di telinga sebagian orang, namun bagi saya, ia adalah sosok pionir di balik Oracle Corporation, sebuah nama yang identik dengan raksasa teknologi global. Pengusaha asal Amerika Serikat ini telah mengukir jejaknya sebagai salah satu individu paling berpengaruh dan terkaya di dunia.
Baru-baru ini, saya kembali terkesima mengetahui posisinya sebagai orang terkaya kedua di planet ini, dengan aset yang menakjubkan senilai $234, 9 miliar. Angka ini sungguh luar biasa dan memicu rasa ingin tahu saya untuk menggali lebih dalam tentang perjalanan hidupnya. Berikut adalah beberapa fakta menarik yang berhasil saya rangkum mengenai Larry Ellison.
Lawrence Joseph Ellison, lahir pada 17 Agustus 1944, adalah salah satu arsitek utama Oracle Corporation. Masa kecilnya tidaklah mudah. Saat bayi, ia harus berjuang melawan penyakit serius, yang kemudian membawanya diadopsi oleh paman dan bibinya untuk pindah ke Chicago. Di bangku sekolah, tepatnya di South Shore High School, ia menunjukkan bakat akademis yang luar biasa, bahkan sempat mengenyam pendidikan di University of Illinois dan diakui sebagai mahasiswa sains terbaik. Namun, takdir berkata lain. Kepergian ibu angkatnya menghentikan langkahnya di tahun kedua perkuliahan.
Pada tahun 1966, ia melanjutkan studi fisika dan matematika di University of Chicago, di sanalah ia pertama kali tersentuh oleh dunia desain komputer. Pengalaman ini membawanya bekerja di Ampex Corporation, sebuah perusahaan yang memberinya kesempatan mengerjakan proyek database Oracle untuk CIA. Ini adalah titik awal yang krusial.
Oracle pertama kali hadir ke publik pada tahun 1979, dan tak lama kemudian, pada tahun 1983, Ellison mendirikan Oracle System Corporation. Ia memegang tampuk kepemimpinan sebagai CEO Oracle selama bertahun-tahun, dari 1977 hingga 2014. Kini, perannya bergeser menjadi Chief Technology Officer sekaligus Executive Chairman, menunjukkan dedikasi dan visinya yang tak pernah padam untuk perusahaan yang ia bangun dari nol.
Berdasarkan data terbaru dari Forbes, Larry Ellison terus bertengger di jajaran elit miliarder dunia, menempati posisi keempat dengan kekayaan mencapai USD 112, 3 miliar, setara dengan Rp1.711, 87 triliun. Kepemilikan sahamnya sebesar 35 persen di Oracle menjadi bukti nyata kontribusinya yang tak tergantikan.
Kembali ke awal perjalanannya, Ellison lahir di New York City pada tahun 1944 dari seorang ibu muda yang belum menikah. Ia kemudian dibesarkan di lingkungan yang sederhana di sisi selatan Chicago. Meskipun sempat menempuh pendidikan di Universitas Illinois dan Universitas Chicago, ia tidak menyelesaikan kedua program tersebut. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya.
Selama hampir satu dekade, Ellison mengasah kemampuannya dalam menulis kode komputer untuk berbagai klien, termasuk perusahaan teknologi ternama seperti Ampex dan Amdahl. Di sinilah ia berhasil mengembangkan sistem mainframe pertama yang kompatibel dengan IBM, sebuah pencapaian teknis yang signifikan pada masanya.
Inspirasi besar untuk mendirikan Oracle datang setelah ia membaca sebuah makalah penelitian dari IBM tentang basis data relasional. Konsep baru untuk mengorganisasi data besar agar lebih mudah diakses ini langsung memikatnya. Meskipun IBM masih dalam tahap riset, Ellison melihat potensi revolusioner dari teknologi ini untuk mengubah cara bisnis beroperasi.
Pada tahun 1977, bersama mantan koleganya di Ampex, Bob Miner dan Ed Oates, Ellison menginvestasikan $2.000 dari tabungan pribadi mereka untuk mendirikan Software Development Laboratories, yang kelak kita kenal sebagai Oracle. Dua tahun berikutnya menjadi saksi lahirnya bahasa kueri terstruktur (SQL) pertama, sebuah alat fundamental untuk mengelola database relasional berskala besar. Keberhasilan gemilang pertama datang pada tahun 1978, ketika mereka memenangkan kontrak senilai $50.000 dari CIA untuk mengembangkan sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang diberi nama Oracle.
Ketika Oracle 2, database relasional komersial pertama, diluncurkan pada tahun 1979, CIA menjadi salah satu pelanggan setia mereka. Nama Oracle sendiri diambil dari proyek awal dengan CIA ini, yang kemudian diadopsi oleh perusahaan saat berganti nama menjadi Oracle pada tahun 1983.
Perusahaan yang awalnya bernama Relational Software, Inc. ini terus berkembang pesat. Dengan inovasi dan strategi pemasaran yang agresif, mereka berganti nama menjadi Oracle Systems pada tahun 1982 dan melantai di bursa saham pada tahun 1986. Pada tahun 1987, Oracle telah menjelma menjadi perusahaan manajemen database terbesar di dunia.
Namun, perjalanan ini tidak selamanya mulus. Pada tahun 1990, sebuah audit internal mengungkap adanya manipulasi laporan keuangan yang sempat mengguncang harga saham perusahaan. Ellison dengan sigap merestrukturisasi manajemen, dan pada tahun 1992, Oracle berhasil bangkit kembali berkat kesuksesan Oracle 7 di pasar.
Oracle 7 menjadi tulang punggung bagi berbagai sektor, mulai dari perusahaan, bank, produsen mobil, hingga maskapai penerbangan. Pada tahun 2000, Ellison mencapai puncak kejayaannya sebagai eksekutif dengan gaji tertinggi di dunia, menerima kompensasi sebesar USD 1, 84 miliar.
Di pertengahan tahun 1990-an, Ellison memiliki pandangan jauh ke depan untuk menantang dominasi Microsoft Corporation. Ia melihat peluang dalam pengembangan alternatif yang lebih terjangkau untuk komputer pribadi (PC), yang ia sebut sebagai Network Computer (NC). Konsep ini, meskipun belum sepenuhnya matang seperti PC standar dan bergantung pada server, menjadi cikal bakal dari konsep komputasi awan (cloud computing) yang kita kenal saat ini. Namun, tantangan muncul akibat penurunan harga PC dan keterlambatan pengembangan NC, yang membuat Microsoft Windows tetap unggul di pasar.
Memasuki awal tahun 2000-an, Ellison mengubah arah strategi Oracle dengan melakukan akuisisi agresif terhadap perusahaan-perusahaan perangkat lunak strategis. Langkah ini bertujuan memperluas jangkauan pasar perusahaan secara signifikan. Beberapa akuisisi penting meliputi Sun Microsystems (teknologi informasi), Hyperion Solutions (intelijen bisnis), Retek (ritel), Siebel Systems (manajemen hubungan pelanggan), dan PeopleSoft (sumber daya manusia, keuangan, rantai pasokan, kinerja perusahaan, manajemen hubungan pelanggan).
Di luar pengelolaan Oracle, Ellison juga dikenal sebagai investor ulung. Ia memiliki sekitar 15 juta saham di Tesla Inc. (TSLA) dan bahkan menjabat sebagai anggota dewan direksi di perusahaan milik Elon Musk tersebut. Pada tahun 2012, ia membuat gebrakan dengan membeli 98 persen kepemilikan pulau Lanai di Hawaii, sebuah langkah yang menunjukkan skala ambisinya.
Pada tahun yang sama, kekayaan pribadinya diperkirakan mencapai USD 40 miliar, menempatkannya sebagai orang terkaya keenam di dunia dan ketiga di Amerika Serikat, setelah Bill Gates dan Warren Buffett. Kekayaannya tidak hanya diinvestasikan dalam bisnis, tetapi juga dalam gaya hidup mewah. Ia dilaporkan menghabiskan USD 194 juta untuk sebuah kapal pesiar dan berinvestasi ratusan juta dolar untuk properti mewah di Malibu, California. Selain itu, ia membangun sebuah perkebunan megah yang terinspirasi dari arsitektur feodal Jepang abad ke-16.
September 2014 menandai babak baru ketika Ellison mengundurkan diri dari posisi CEO Oracle, menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan perusahaan yang ia dirikan bersama dua sahabatnya. Meskipun demikian, ia tetap aktif terlibat dalam perusahaan sebagai Executive Chairman dan CTO, membuktikan bahwa semangatnya untuk inovasi dan pertumbuhan tidak pernah padam.
Kisah Larry Ellison adalah bukti nyata bahwa mimpi besar dapat terwujud, bahkan ketika dihadapkan pada tantangan hidup yang berat dan pendidikan formal yang tidak tuntas. Ia adalah inspirasi bagi banyak orang tentang bagaimana kegigihan dan visi dapat membawa seseorang meraih kesuksesan luar biasa dalam dunia bisnis. (PERS)

Updates.